Jangan pergi...



Kau pergi tanpa kata
Melepas jemariku yang kini menggenggam

Kau pergi tinggalkan mimpi
Tak secuil harap kau semaikan pada hatiku

Aku,,
Bersamamu baru sebentar
Layaknya pelangi yang sebentar muncul dengan warna
Dan akan pergi begitu saja
Lenyap seketika

Jangan pergi..
Jangan biarkan aku sekejap menghirup cinta yang kau sebar


Jangan pergi...
Jangan kau paksa aku "tuk melepas jemarimu

kulukis simbol cinta



Pagi mengusik hening malam
Pada akhir batas kegelapan
Bergantilah,
Kabut membalut mesra tubuhku
Sebentar saja habis oleh mentari
Sebelum kabut terampas olehnya,
Aku melukis pada embunnya
Simbol cinta yang kumiliki

Diam - diam mentari mengintip dengan sinarnya
Simbol cinta kubalut dengan senyum
Kupertebal dengan tarian jemariku
Kujaga agar ianya tak luntur karna mentari
Sebelum sang cinta dunia temuinya

Fatamorgana



Terdiam saatku resah
Termenung lelah dalam sujudku
Terpejam saat sinar matamu menangkap
Menembus setiap liku - liku hatiku

Bagai satu cahaya dalam gelap
Menerawang menembus angan
Membayangkan cita, asa fatamorgana
Pesonamu melintas dalam tatapku
Sekilas....

Terjerat aku dalam pesonamu
Cairkan kebekuan hatiku
Kuterpesona...
Dalam bayangan semu

Dialah aura yang berbeda
Diantara aura - aura yang terlihat
Yang tak sampai dalam genggaman, ikatan
Dialah  fatamorgana..
Yang terlihat dalam halusinasi saja

Wahai fatamorgana?
Haruskah wujudmu kudapati dalam halusinasiku semata,,
Seperti hidup
Namun mati....

Aku ingin menikah, tapi Aku juga tak ingin menikah



Pernikahan adalah sebuah moment paling istimewa. Dimana ada banyak bunga, gaun pengantin yang indah, tamu yang ramai, juga senyuman sang pengantin. Aku berharap moment seperti itu segera terjadi padaku. Tapi..
Kadang, hatiku berkata " Aku ingin menikah ". Tapi disisi lain " Aku tak ingin menikah ".
Aku ingin menikah....
Aku ingin ada seseorang yang temani disetiap malamku. Tanpa harus ada ketakutan, kegelisahan. Aku ingin seorang pendamping hidup yang bisa mengajariku lebih mencintai Allah. Seorang lelaki yang membenarkan jika aku salah, bersabar jika diuji, memberi semangat untuk aku lebih lama hidup.
Aku ingin menikah, tapi....
Aku belum siap untuk mengabdi kepada seorang laki - laki. Laki - laki yang nantinya akan menjadi suamiku. Aku ingin menikah, tapi...
Aku belum bisa bersabar, aku masih selalu mengumbar kemarahanku. Aku egois, aku ingin semua orang membenarkan apa yang kuucap, membenarkan apa yang akan kulakukan. Sementara tak mungkin semua orang akan membenarkanku nantinya.
Aku ingin menikah, tapi....
Aku tak tahu atas niatan apa keinginanku ini. Sunnah Nabi? Ataukah aku hanya sekedar ingin ada pendamping hidup? Yang jelas, aku bosan dengan pertanyaan mereka " kapan nikah?". " Kapan - kapan " jawaban yang simple. Akankah mereka suatu saat bertanya lagi? Apakah aku termasuk gadis yang tak laku - laku? Kenapa aku bisa ngomong seperti ini, karena diantara teman - teman seusiaku sudah banyak yang menikah. Bahkan yang lebih muda pun banyak. Ya Rabb, mungkin engkau ingin memilihkan pendampingku yang lebih baik
Aku ingin menikah, tapi...
Bisakah aku mengatur waktuku untuk calon suamiku nantinya? Sedangkan aku sendiri belum bisa mengatur waktuku untuk hal - hal yang berarti.
Aku ingin menikah, tapi....
Aku masih trauma dengan kejadian kemarin. Dengan kegagalan yang baru saja kualami. Jika aku teringat itu, AKU TAK INGIN MENIKAH. Aku tak ingin tersakiti dan merasa gagal lagi.
Ya Rabb, aku ingin menikah, tapi aku juga tak ingin menikah. Sudah siapkah aku dengan keinginan itu? Mana yang harus kupilih? Aku takut....aku takut perasaan yang akan merajaiku. Aku takut untuk memilih.

Engkau yang merindu




Engkau yang merindu
Bernyanyilah, dengan lelah
Biar nyanyianmu kabarkan
Pada siapa hatimu merindu

Engkau yang merindu
Ikuti arus mata yang mengalir
Angin yang membelai
Inginmu ramai menjadi damai
Dalam sebuah sajak yang kau pinta
Hanya sebuah kehendak
Berapa mawar yang kau pinta
Satu yang pasti kau miliki
Jika kerinduan hati "kan terjawab

Berkumpullah airmata
Agar perahu kertas yang menampungnya
Dan membawa kerinduan pada kesempurnaan 
Biarlah
Jangan kau tangisi
Jangan kau sesali
Ada yang lebih mampu menjaganya
Ada yang lebih mampu membahagiakannya
Biarlah
Sampai hati ini tak lagi mengharap
Sampai tangan kecilku tak lagi meraihmu
Biarlah
Bintang yang "kan temani malammu bersamanya
Dan malam yang menggantikanmu untukku
Gelap, tak apalah
Jika ini maumu,
Jika ini bahagiamu

Februari "11


Februari ,padamu kuungkap kesedihanku.
Padamu kuungkap isi hatiku , juga memoryku.
Padamu ,Kuingat setiap kata yang dia rangkai untukku.
3 kata yang tak mungkin kulupa begitu saja.
3 kata yang menjadi semangatku
Februari ,
Ku ukir namaku juga namanya dalam setiap tanggalmu
Kulukis kebersamaanku dengannya
Dan kujaga dalam setiap detik - detik hidupku.
Februari ,
Masih ingatkah kamu?
Memory _ ku bersamanya ,
2_2 "11 kuungkap rasaku
Copyright 2009 catatan hati. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy