PUPUS



Aku tak mungkin lupa ini tanggal 05 Mei 2012. Aku tak mungkin lupa tempat ini yang telah mempertemukan kita pertama kali. Pelabuhan Tanjung Serdang Kalimantan Selatan menjadi saksinya. Yah....aku tak mungkin lupa itu semua. Tapi, apa yang terjadi hari ini ? Semua membisu ! Ah,...tak ada semangat hidup.
Setelah lama mencari tempat duduk kosong untukku beristirahat, akhirnya aku menemukan disebelah kakek ada satu tempat duduk yang tak luas. Seenggaknya cukup untukku beristirahat. Aku melihat sekeliling ruangan itu dengan tatapan nanar. Sepertinya, aku mengenali ruangan ini. Ah,,,lagi - lagi aku mengkhayal. Aku mencoba mengingat.Meski tak sama sih. Hmmm ini kamar sempitmu (Kak Fith). Begitu namanya. Namun selalu ramai oleh manusia dan tumpukan botol - botol kecap. Aku merindukan senyumnya, tawanya, hidung dan matanya. Aku ingat embun mata yang Kak Fith teteskan melepas aku pergi. Ia memegang erat jemariku dan berkata " jangan tinggalkan aku". Aku tak banyak berbicara. Lidahku kelu melihat sinar mata kesedihannya.
Aku tak dapat menjelaskan masalah kepergianku. Karna aku tak ingin menambah suasana menjadi sedih. " Nikahi aku" dua kata yang kulontarkan waktu itu. Kak Fith berjanji akan menepati permintaanku. Aku semakin kuat dengan keyakinan yang Kak Fith beri bahwa akan menikahiku kelak. Berharap pernikahan itu akan segera datang. Seperti yang kuinginkan. Menikah hanya dengannya ( Kak Fith ).
Aku segera mengalihkan fikiranku untuk tidak berfikir tentangnya. Aku takut keyakinan ini akan menjadi sebuah keraguan. Janji itu akan selalu kugenggam erat dalam hati ini. Hati tak akan mengingkari sedetikpun.Aku berani jauh sesaat karena aku berani untuk bertanggungjawab atas hatiku.
Perlahan, kapal Fery meluncur ke Pelabuhan Batulicin. Aku tak sabar ingin sampai tujuan. Bau tak sedap yang membuatku tak nyaman untuk berlama - lama di kapal ini. Bau asap rokok yang mengepul mengganggu pernapasanku.
Hujan tiba - tiba semangat mengguyur daerah ini. Tepatnya di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu, Batulicin. Sepertinya, kakek itu senang bermain hujan. Tak segera berteduh. Aku berlari agar tubuhku tak terlalu kuyup oleh hujan. Ojek sore ini sepi. Mungkin karena cuaca yang tak mendukung.
Aku berjalan menyusuri gang sempit. Tanah telah luntur karena guyuran hujan. Menyebabkan aku sedikit kesulitan untuk cepat sampai ke rumah Kakakku. Sambutan bahagia Kakakku melunturkan kesedihanku saat ini. Aku harus pergi dengan mempertahankan cinta yang sejak Januari bersemi. Belajar jauh dari bayangannya yang selalu dekat itu sulit. Belajar membiasakan diri tanpa membuatkan secangkir kopi di setiap malam. Di sela - sela pekerjaan yang melelahkan bahkan menjenuhkan. Kak Fith tetap bertahan dengan kehidupan itu. Kehidupan yang setiap malam harus memeras keringat untuk tetap bisa melanjutkan kuliah sampai D3. Di sebuah fakultas Politeknik jalan Stagen. Kak Fith memilih jurusan bisnis. Itu salah satu kebanggaannya. Bengong !! lagi - lagi harus ada nama Fithrony yang mengganggu syaraf otakku.
Kemudian, Hp K-Touch ku berbunyi. " Hati - hati ya cin, aku akan selalu merindukanmu. love you.."satu message dari Kak Fith. Sebuah semangat juga kekhawatiran ada dalam hati. Bagaimana jika nantinya dia berpaling dariku. Entah......
Di rumah yang sempit ini, di atas air laut yang kapan saja bisa pasang. Nyanyian gelombang yang setiap saja bisa kudengar. Di rumah ini juga ada jendela. Dimana aku bisa melihat kapal yang akan sandar. Juga matahari yang terbit dan terbenam dengan biasnya yang cantik memukau.Semua orang pasti terkagum akan keindahan Tuhan yang satu ini. Anak - anak kecil yang ramai memainkan gelombang laut menambah suasana kebersamaan yang semakin erat. Tak lupa adikku selalu mengajakku memancing didepan halaman rumah. Banyak ikan dan udang disini. Ini semua membuatku gembira. Mengingatkan waktu aku masih kecil. Bedanya, dulu bermain di sungai, mancing di sungai. Sedangkan sekarang di laut.
Hujan masih turun rintik - rintik lembut membaur dengan laut. Aku masih termenung. Lalu, tiba - tiba tersenyum. Teringat kenangan di Pantai Sarangtiung. Aku dan Kak Fith pernah bermain disana. Ombak kecil tak membuatku menyingkir.Sesekali aku berteriak keras. Sesekali aku bermain dengan ombak - ombak yang sepertinya bersahabat denganku. Tempat itu, tempat yang paling romantis untukku. Sarangtiung,,,,nama yang indah sesuai dengan pemandangannya yang menghibur. Kata - kata cinta pertama kali terbentuk pada pasir yang sempat kutulis bersamamu ( Kak Fith ). Dan ombak menerjang menghapus kata itu. Namun, cinta kita tak semudah itu akan terhapus seperti ombak yang menghapus kata - kata cinta kita. Kak Fith, aku semakin terhanyut oleh lamunan ini. Serasa pekat ! pekat dalam penglihatanku.

       _***________

Apakah kau masih merindukanku ? seperti yang kau katakan dalam perpisahan itu. Atau kau ingin amnesia ? hingga tak lagi mengingat perjumpaan kita, entah...sepertinya aku merasa begitu. Kujambak rambutku, kupukul kepalaku dengan tanganku. Bagaimana tidak, perasaan ini sepertinya beralih dalam hati. Kebahagiaan ini rasanya tak lama lagi mati. Itu yang kurasa saat ini. Ketika aku jauh dari penglihatanmu. Mungkin malam yang telah menghalangiku dengan pekat !
Sepertinya, setahun ini kita tak lagi bercanda gurau dalam nyata dunia. Kita tak lagi ada cerita kebersamaan di perpustakaan. Sedang apa kau disana? Apakah kau sedang menikmati secangkir kopi ? tanpa aku yang mencicipi terlebih dulu. Mungkinkah kau masih membuka lembaran - lembaran kasih untukku? Tuhan.......dia berbeda. Tak lagi menyayangi. Tak lagi merangkai kata - kata cinta untukku. Tak lagi kudengar kabar darinya. Tuhan.....mungkinkah dia lupa segalanya? Tak ada kabar tentang kehidupannya sekarang. Ataukah dia telah mati ! Rasanya tak mungkin!
Kriiiing...
Ponselku berbunyi.
"Dik, aku harus menikah dengan Riyah. Karena, abah tak menyetujui hubungan kita".
Kubanting ponselku. Tak ada lagi nafas kehidupan bagiku. Serasa seperti itu. Mungkin semua akan mati. Mati rasa oleh kata. Tak ada lagi semangat cinta yang masih bersemayam dihati, kecuali cinta darinya dan darimu Ya Rabb! Semua kosong, berubah menjadi gelap.!
Ternyata, pikiranku dipenuhi oleh bayangmu, tawamu, senyummu juga angkuhmu yang membuatku ingin mengerti tentangmu sebenarnya. Sesosok yang terkenal angkuh. Inginku remas wajahmu dalam bayang - bayang. Hatiku tak terima jika luka ini harus ada untuk kedua.

Ah,,,entahlah,,aku tak ingin cemari kesucian cinta ini dengan emosiku ataupun kekecewaanku. Hanya dengan tangisanlah aku mencoba menghibur hatiku. Sebenarnya, aku tahu tatap sayu matamu tak menginginkan aku kembali pada tanah kelahiranku. Sebenarnya, aku tahu keluargamu tak akan menerimaku. Tapi, suatu keyakinan kita ada untuk tetap bersama. Kamu sendiri yang telah melukisnya dengan pena di kimiko kesayanganku. 05 Mei 2011 kemarin. Dan aku yang akan memahatnya dalam hati. Menjaganya serapih mungkin.
Tuhan....inikah cara Engkau menyayangiku?
Cintamu membelenggu, menjadi erat, pekat sepekat - pekatnya. Mungkin aku terlalu hiperbola. Hingga tak mampu kumelihat sinar cinta dari manusia lain. Kata orang cinta itu buta. Mungkin cukup benar. Buta tak lagi melihat cinta disekitar jika telah terikat dengan cinta satu orang. Mungkin itu yang kurasa Kak Fith. Dan satu orang itu adalah kamu. kamu dengan segala keangkuhan juga sayang. Dunia ini serasa hambar, tanpa rasa. Hangatnya kopi dimalam hari itu tak kan lagi kutemui bersamamu nantinya. Kenangan itu, kini pergi. dalam wadah kopi hitam. Gelap! seperti pandanganku saat ini. gelap rasaku.......!!

Tuhan, do'a dan sebuah penantianku masih untuknya.
Tuhan, Sematkan rindu juga sayangku dalam hatinya. 






By: yiE

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 catatan hati. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy