Senandung Rindu tak terbaca


Aksara rasaku mengembang
Ketika malam semakin pekat
Bukan kebahagiaan
Itu kesedihan
Dan gelap, semakin gelap
Dalam bias bola mataku

PekatRasa_ku



Luluh rasaku menjadi abu
Ungu dalam biru
Semakin kelabu
Merdu ini tak lagi terdengar
Apalagi rindu?
Bergejolak dalam buihku
Sebentar memudar
Sebentar usang


Nyanyian melankolis

Sepi ,sendiri




Sepi, aku bosan
Ingin pergi, tak ada lagi janji
Seorang sahabat sejati
Jenuh, Ingin berlari
Pada pantai berisik
Ombak menari

Tuhan, kuingin bersama lagi
Pada bening pagi
Dengan sahabat sejati
Tapi,
Semua telah beristri
Semua bersuami
Tak ada lagi disini
Menemani

Aku ingin amnesia



Aku ingin amnesia,
Sampai aku tak ingat jika kita bertemu kembali.
Tak rasa jika aku pernah mengenalmu dan mencintaimu.
AMNESIA
Kita pernah melupakan apa arti amnesia kala itu. Ketika kita bersama dalam harinya. 
Ketika kita bertatap muka dalam detiknya.

Aku seolah kehilangan pelekat yang selalu menemaniku. Satu senyuman. Senyuman yang membawaku pada raut wajahmu. Dan, kita beradu. Meski, amnesia telah merenggut haus senyumku.

Ingin amnesia,
Menghapus asaku bersamamu di senja kemarin.
Kini,, entah pada siapa aku menggantungkan harapan baru.
Entah pada siapa aku membagi cerita tawa.
Yang kutahu....bukan pada senja kemarin itu, bersamamu.

Aku ingin amnesia,
Hingga tak ada lagi kita.
Cukup aku.
Cukup kamu.
Berjalan tak bergandengan.


Catatan Lalu



Catatan lalu,
Hanya tentang sebuah kesepian ataupun kesunyian
Entah seberapa lama mengendap dalam ..
Yang kurasa, aku telah lelah ......
Yang kutahu, aku telah bosan........
Terbilang begitu.

Dan aku,
Tak mau berlama larut dalam andaikan dan kenangan lalu
Namun, ketidakmungkinan seakan membuatku terjatuh pesimis.

Hingga saat ini, detik ini, terbersit kembali senyum yang samar - samar memudar. Entah itu kamu? atau mungkin bayangan seseorang yang mencoba mengusik kesendirianku. Namun, ruang rasaku seakan sesak tak bermuat lagi.Apa hanya ada bayangan yang selalu bermain dalam lingkaran bola mataku? Ya Tuhan....
Ku hitung detik ini, menit ini, hingga jam tak mampu lagi. Ku tulis rasa ini, dengan sedikit tinta hitam. Kurangkai kata ini dengan isyarat kerinduan. Cukuplah mewakili kehadiranku dalam nyatamu. Meski selalu terabaikan. Ku harap, aroma tinta kerinduanku tak mengubahmu. Entah semakin membuatmu tersiksa dengan coretanku. Atau membuatmu semakin jijik untuk membacanya.

Lalu,
Dengan sengaja kumenarik secarik kertas buram dari kimiko kesayanganku. Ku menatapnya sesaat dalam diam. Lalu, kumulai membaca disetiap baitnya. Haru, sendu..dalam cerita lalu. Aku sungguh merasa hadir kembali dalam dongeng dunia masa laluku. Dunia. Sebuah tempat bersandiwara. Dan aku disini hanyalah pemainnya. Bermain dengan tarian melankolis, selalu. Mungkin begitu.

Catatan lalu,
Membuat pengembaraanku semakin sulit kuterka. Ku coba menerka, apalah artinya.Tak mungkin kumampu memahami. Perlahan, aku mulai mengikuti arus lalu..kunikmati. Meski tak senikmat brownies. Ternyata, arus yang kupilih terlalu deras untukku. Aku butuh teman untuk membantu menggayung perahu kehidupanku. 
Adakah diantara kamu ??
Copyright 2009 catatan hati. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy