Cintaku , untuk Sahabatku
Posted in
Label:
cerpen
Selasa, 10 Januari 2012
Kicauan burung selalu terdengar merdu disetiap pagi hari. Embun berjatuhan menikmati indahnya dunia , lembut nan sejuk dalam sentuhan. Matahari yang tak sabar ingin tampakkan cahaya hangatnya perlahan - lahan muncul dengan senyuman ceria. Aku segera bangun dan menunaikan kewajibanku yaitu sholat subuh. Alhamdulillah....pagi ini begitu indah gumamku.
Hari ini aku masuk kuliah agak pagi agar aku tak telat seperti kemarin. Dalam perjalanan naik bus aku bertemu dengan temanku.Ukhti Nisha namanya , kebetulan aku dengannya satu kampus. STITAF sebuah kampus yang dari dulu aku banggakan. Disitulah aku bisa belajar lebih tentang ilmu agama. "Fa , ntar pulang bareng ya?" Kata Nisa padaku. " InsyaALLAH Sha" jawabku sambil membenahi jilbabku yang rusak terkena angin. Jam pertama yaitu Bahasa Arab yang dosennya terkenal "killer" di kampusku. Meskipun begitu aku tetap mengikuti dan memperhatikan dengan santai. Karena aku suka pelajaran Bahasa Arab udah dari Aliyah.So kunikmati aja !.
Akhirnya mata kuliah hari ini kelar juga. Tak lupa aku menunggu temenku Nisha yang tadi pagi berjanji pulang bareng. " Syifa...." suaranya yang nyaring mengagetkanku dari lamunan. Di dalam bus aku dan Nisha duduk bersebelahan. " Fa, Aku boleh minta bantuanmu gak!?aku nitip biodata ini buat akhi Dafa ya.Aku kaget mendengar kata " Dafa", Salah satu kakak kuliah di STITAF juga, tapi dia udah semester 3. Aku tak menampakkan kekagetanku pada Nisha. Aku takut Nisha curiga kalau sebenarnya aku ingin mengenal dia juga. Aku ingin bersilaturahmi dengan orangtuanya. Karena kebetulan orangtuaku teman dekat dengan orangtua Dafa. Mungkin Nisha menyuruhku karena aku yang lebih tahu Dafa dibanding dia sendiri. " Iya Sha..., tapi besok aja ya soalnya aku nanti masih harus nyelesain tugas." Kataku.
Esok harinya aku menemui Dafa di sebuah ruangan yang selalu ramai dengan kegiatan. Dia aktif dan menjadi ketua di salah satu organisasi. Jadi banyak yang mengenalnya termasuk aku. " Assalamu"alaikum ini ada titipan dari temanku Nisha." Aku menyerahkan amplop kecil putih tersebut pada Dafa. Aku kembali ke kelas dan menemui Nisha yang sejak tadi hatinya tidak karuan menunggu cerita dariku. " Gimana Fa?" Dia mau nerima khan?" dengan nada bersemangat Nisha bertanya padaku. " Apanya?,,udah Sha...tunggu balasan darinya aja." mungkin jawaban ini terlalu simple bagi Nisha.
Apa itu?" dalam batinku namun tak sempat kukeluarkan suara ini. Dimeja ada sebuah amplop kecil. Mungkin balasan untuk Nisha. Aku langsung mengambilnya,,* Ini untuk kamu Syifa* tulisan didepan amplop tersebut. Aneh, kenapa untuk aku?" entahlah....aku baca saja ni surat,.
* Andai bunga yang datang kemarin itu kamu
Aku akan nikmati harumnya
Aku akan jaga indahnya
Aku ingin kamu menjadi bunga dalam hidupku, abadi kelak*
Aku menghela nafas panjang ketika aku selesai membaca kata - kata itu. Ya Rabb aku tak mungkin hianati temanku sendiri. Dia begitu menginginkannya. Meski aku juga mengharapkan dia untuk menjadi pendampingku. Ya Rabb Engkau maha mengetahui yang terbaik untukku. Jadikanlah hati hamba selalu ikhlas, sabar , bersyukur dengan keadaan. Semenjak itu pikiranku terganggu karena teringat kata - kata yang kemarin kubaca. Aku mengambil selembar kertas untuk menulis jawaban untuknya.
* Aku adalah bunga dari sekian bunga yang ada di dunia
Ambillah jika kamu mau, salah satu diantaranya
Namun jangan aku
Ambillah satu disampingku
Yaitu bunga harapanku yang ku ingin bunganya mewangi dalam hidupmu
Nisha...jadikanlah dia bunga yang subur , jagalah dia
Dengan menikahinya,
Syifa **
Kulipat rapat surat itu dan berharap besok aku bisa memberikannya. Dengan ini aku belajar ikhlas demi kebahagiaan temanku. Aku tak ingin menjadi benalu dalam cerita cintanya. Allah yang akan memberikan ganti yang lebih baik dari dia. InsyaALLAH. Aku yakin ini pilihan yang terbaik untukku , Nisha juga Kak Dafa. Meski rasanya sakit , aku harus bisa menerima. Kamu yang lebih pantas menerima kebahagiaan ini Sha, Lirihku.
" Fa, kok sampai sekarang aku belum dapat balasan dari dia?"
" Mungkin dia masih sibuk Sha, jadi belum sempet bales..sabar aja , "
Aku tak ingin bercerita pada Nisha soal kata - kata yang kemarin aku terima dari Kak Dafa. Aku tak ingin melihat sahabatku sedih , putus asa , malu dan kawan - kawannya. Aku ingin melihatnya selalu tersenyum bahagia. Pulang dari kampus aku melihat Kak Dafa dan dia memberiku balasan amplop.Di dalam bus yang biasa kunaiki setiap hari aku membaca balasan darinya.
* Hatimu sakit , tubuhmu bahagia
Kamu indah , tapi hatimu menangis
Jika kamu ikhlas hadapi keadaan seperti itu
Aku turuti permintaanmu
Semoga ALLAH mengganti yang lebih baik dariku
Dafa**
Tes...aku menitikkan air mata sedih juga bahagia. Sedih karena perasaan cintaku harus berhenti dihatiku. Bahagia karena aku melihat sahabatku bahagia. Aku tak kan menyalahkan ALLAH ataupun sahabatku Nisha yang juga mencintainya. Ini karena keinginanku untuk belajar lebih ikhlas , keinginanku untuk membalas kebaikan Nisha padaku selama ini. Ternyata amplop yang dia serahkan ada dua , satunya untuk Nisha.
"Sha, ini balasan untukmu, maaf kemarin gak sempet ngasih ke rumahmu langsung."
" Em...gak pa pa Fa,,,"
Sejak kejadian itu, aku juga tak membenci mereka. Disaat pernikahannya pun aku datang menghadiri. Bagiku , Nisha juga Kak Dafa adalah orang yang berharga dalam hidupku. Nisha sahabatku , selalu menemaniku , ada disampingku , teman curhatku. Sedangkan Kak Dafa adalah orang yang membuatku semangat , dan menjadikanku lebih cinta agama. Mungkin karena cinta ini yang membawaku seperti itu.
**Biarkan cinta ini tetap bersemayam di hatiku. Tak perlu terungkap jika akan menyakiti seseorang.*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar