Tak untuk jadi nyata
Posted in
Label:
cerpen
Senin, 09 Januari 2012
Aku terdiam, melamun membayangkan sesosok lelaki yang kukagumi. Aku mengagumi kepribadiannya.Dia adalah salah satu kakak kelasku di SMA 04 ini. Sebut saja Kak Fith. Kucoba melupakan bayangnya yang setiap hari harus bermain dalam otakku. Ternyata tak mudah , mungkin rasa kagum yang ada lebih. Bisa dibilang aku mencintainya. Pagi ini rasanya males berangkat sekolah. Biasa hari senin pelajaran full di kelas. Pasti bosan itu yang akan kurasakan. Aku segera membangunkan kakakku yang tertidur pulas. Sebenarnya gak tega tapi gimana lagi. "Kak , bangun anterin adk ke sekolah". Teriakku di luar kamar.
Kakakku terbangun dan membasuh muka langsung mengajakku berangkat. Tanpa harus mandi terlebih dahulu. Iya kakak yang paling malas mandi dipagi hari. Menyebalkan , meskipun begitu kakakku yang satu ini baik. Di perjalanan menuju ke sekolah , aku selalu teringat dengannya. Setelah sampai di sekolah aku berpamitan dengan kakakku. " Deg..jantungku berdetak sakit . Mungkin karna aku bukan pilihannya. Aku melihat dia jalan bareng dengan teman ceweknya. Padahal itu hal yang biasa bagi siapa saja yang tak punya rasa cinta terhadapnya. Tapi kenapa hatiku?
Bel pun berbunyi dan aku harus masuk kelas. Waktu hari ini rasanya lama. Dari pagi jam pelajaran sangat membosankan . Adanya hanya ceramah dan ceramah . Aku paling bosan dengan itu . Aku ingin cepat pulang. "Hai Dinda..ke kantin yuk?'' ajak temenku Dina. Kuikuti saja keinginannya karena isi perutku juga dah pada demo minta diisi.
" eh Dinda , itu kan Kak Fith. Ganteng ya, ". Kebetulan dia makan di kantin juga. Aku semakin tak kuat kenapa harus ada dia dalam setiap pandanganku. Ya Allah kuatkan hatiku. " Dinda.....kok bengong?" ngelamunin siapa?" Dina membuyarkan lamunanku. entahlah Din....." Kamu suka sama Kak Fith ya?" Pertanyaan yang membuatku bingung , malu bercampur semua. Aku tak tahu harus bilang apa ke Dina. Apakah aku harus jujur padanya? Ataukah aku harus memendam perasaanku ini?. hemmt Aku hanya tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Dina. " Maaf ya Dinda..sebenernya aku tahu tentang Kak Fith , dia dah jadian ma kakakku kemarin. Aku takut jika aku bilang ini ke kamu , kamu bakalan sakit banget, Tapi aku juga tak ingin kamu semakin mencintainya." Aku tak sanggup menahan airmata yang sejak tadi ingin keluar. Kubiarkan saja menetes bersama cintaku untuknya.Aku ingin menghentikan pikiranku tentangnya. Aku ingin berlari jauhh ketika aku mendengar dia milik orang lain.
Tak terasa , bel pulang sekolah berbunyi. Anak - anak SMA 04 berhamburan keluar menuju parkiran . Tak terkecuali aku dan sahabatku Dina. Dari luar gerbang batang hidung kakakku sudah terlihat. Kakak sekalian sopir paling setia ini selalu menemaniku kamana aku pergi.Antar jemput sekolah juga tak pernah telat. Aku lelah hari ini , badan juga hati sama lelahnya. Kubanting ini tubuh byar tambah hancur sekalian di kasur pinkQ. " Dik, hari ini kakak lomba basket , ntar ikutan kakak ya dukung kakak juga byar menang". Teriak kakakku di ruang tengah. Aku tak begitu menghiraukan dengan ajakan kakak. " Nggaklah Kak , Aku capek". Jawaban yang simple yang kuberikan ke kakak. " Hih adik gak asyik , curang , " Omelan kakak mulai keluar meski dari tadi aku tak mendengarkannya. Biasanya emang aku yang paling semangat jika kakak mau lomba basket ma temen- temennya. Tapi gak tahu hari ini aku males nemenin kakak,. Mungkin karena hatiku yang lagi galau.
Sampai malem kakakku tak juga pulang. Ada apa dengan kakak? Kring..........Hpku berbunyi. Dina memanggil. " Hallo...Ada apa Dina?" " Kakak kamu Dinda...kecelakaan , waktu mau pulang kerumah. Tadi kebetulan aku dibelakangnya. Sekarang dia dibawa kerumah sakit Mawar di lantai 02. Cepet kesini ya...aku dah disini nunggu sendirian" Tut...tut...telfon terputus. Ya rabb , ada apa dengan semua ini. Semoga keadaan kakak gak parah.Do"aku. Aku siap - siap ke rumah sakit sendiri dan harus bawa sepeda ndri. Karena sopir yang selama ini nganterin harus terbaring lemas di rumah sakit.Sedangkan Ibu dan Ayah masih ada tugas diluar kota dan belum bisa pulang. Belum sempat juga mereka kukabari. Dengan kecepatan yang tak biasanya ku jangkau , aku tiba di rumah sakit Mawar tepatnya dilantai 02. "Kakak.....suara lirih..Dina yang sejak tadi nunggu kakakku sadar langsung menghampiriku. " Sabar ya Dinda...,maaf aku harus pulang". " Iya...makasih Din". Jawabku.
Untuk kakakku*
Kekuatan akan datang menyemangatimu kak...
Adik akan selalu temani kakak sampai kakak sadar. Dan adik janji , kalau kakak lomba lagi adik akan ikut jadi supporter kakak. selalu.....
Untuk Kak Fith*
Aku tersenyum bahagia ketika kamu hadir dalam mimpiku
Ketika aku tahu rasa ini untukmu
Namun.,,
Aku tersenyum sedih ketika aku tahu hatimu bukan milikku
Aku akan berusaha ,,,kamu tetap mimpiku bukan untuk nyataku, Dan aku akan bahagia meski kau tak termiliki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar